Happy Valentine

Diberdayakan oleh Blogger.

dufo

The colored widget.
RSS

cara membuat api pada zaman purba

cara membuat api pada zama purba
A. Latar Belakang
Suku Onate terletak di Provinsi Papua, Kabupaten Kepulauan Yapen. Suku ini merupakan salah satu suku terbesar di Papua terutama di Kabupaten Yapen. Tempat aktivitas kehidupan suku ini pada awalnya di daerah pegunungan, namun sekitar Tahun ± 80an sebagian suku ini berpindah dari daerah pegunungan ke daerah lembah bahkan kedaerah pesisir pantai. Suku ini trerdapat ± 150an marga. Bahasa daerahnya disebut bahasa gunung atau sehari-hari biasa disebut bahasa darat.
Mata pencaharian pada zaman purba kala (nenek moyanmg) yaitu berburuh dan berkebun. Ketika sebagian dari suku ini berpindah dari pegunungan kedaerah lembah bahkan ke pesisir mata pencaharian mereka adalah berburu, berkebun dan bernelayan hingga saat ini tempat tinggal aktivitas suku ini sebagian masih di daerah pegunungan dan sebagian besar di daerah lembah dan pesisir. Mata pencahariannya masih tetap berburu, berkebun dan bernelayan. Meskipun aktivitas kehidupan / tempat tinggal mereka berbeda-beda namun kebersamaan tetap terjalin
Suku ini mengenal adanya system gotong royong sejak zaman purba kala (Nenek Moyang), hingga saat ini system tersebut masih tetap dipergunakan. System ini bertujuan membantu, menolong, meringankan beban / suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang keluarga, organisasi atau lembaga.
Selain itu dikenal juga dengan system barter. Hingga saat ini system barter merupakan tradisi yang sangat susah dihilangkan. Latar belakang system ini memberikan rasa keperdulian antara sesame/family.
Berikut ini adalah salah satu unsur kebudayaan Suku Onate
Membuat Api
Pada zaman purba kala Moyang Suku Onate membuat / memperoleh api dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
A. Alat : 1. Serpihan /Pecahan (piring/botol)
2. Parang / Pemotong
B. Bahan : 1. Mayuri
2. Bambu Kering Berukuran panjang ± 20 cm
3. Daun Kering
*) Serpihan Pecahan = Pecahan yang berukuran kecil yang bisa dipegang
**) Mayuri = Bentuknya seperti kapas namun kapas lebih halus. Mayuri di dapatkan dari pelepah pohon kapirokhi yang masih kecil / muda
***) Bambu Kering = Yang digunakan adalah bambu.
Prosedur Kerja
1. Mayuri di ambil dari pohonnya, dengan cara mengikis pelepah kapirokhi, kemudian di jemur hingga benar-benar kering.
2. Pecahan dipegang bersamaan dengan mayuri dengan meletakan mayuri di bagian bawah pecahan. Kemudian di gesek-gesek dengan bambu dari arah kiri ke kanan. Jika melatak mayuri di atas pecahan maka arah gesekannya dari kanan ke kiri. Gesekan dilakukan berulang kali hingga terasa panas dan akan menimbulkan asap.
3. Pada saat terjadi asap di tiup sambil di gesek hingga terjadi percikan-percikan api.
4. Pada saat terjadi percikan-percikan api semakin banyak ampas/bara api mulai tertenbek letakan ampas / bara tersebut di daun-daun kering lalu di tiup hingga terbentuknya api/menyala.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Di Zaman Skarang
Nisa Bisa Nggak Buat Api Tanpa Korek...?
:D

Posting Komentar