Dalam buku Life-Span Development,
masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dengan masa
dewasa. Sebagaimana masa perkembangannya sewaktu masa anak-anak, kondisi
genetik dan biologis juga berpengaruh dalam perkembangan remaja. Pada
masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang “luar biasa”, baik
pada aspek pisik maupun pada aspek psikologisnya. Menurut Zakiah
Darajat, pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam
itu, membawa akibat perubahan yang tidak sedikit terhadap sikap,
perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. (Zakiah Darajat, Remaja
harapan dan tantangan)
Sebagi akibat dari perubahan tersebut,
masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai
penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya
teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi
dan gangguan perilaku, sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami
remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun
akibat perubahan lingkungan.
A. Pengertian dan Makna Masa Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity(Golinko,
1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang
remaja, seperti John W. Santrock (2011) dan juga DeBrun (dalam
Rice,1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001)
tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit
melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa
remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan
berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.Fase
remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Harold
Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode
dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak
berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Conger
berpendapat bahwa masa remaja merupakan masayang amat kritis yang
mungkin dapat merupakan the best of time and theworst of time.
Dari sisi usia remaja, para ahli
perkembangan (developmentalist) membaginya ke dalam beberapa periode
seperti; Elizabert B Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja
berdasarkan usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Kemudian
Thornburgh (1982), batasan usia tersebut adalah batasan tradisional,
sedangkan aliran kontemporer membatasi usia remaja antara 11 hingga 22
tahun. Usia kronologis ini terbagi menjadi tiga, yaitu;
1. Remaja awal : usia antara 11 hingga 13 tahun2. Remaja pertengahan : usia antara 14 hingga 16 tahun
3. Remaja akhir : usia antara 17 hingga 19 tahun.
Hampir sama dengan Thornburgh, Konpka (Pikunas, 1976) juga membagi masa remaja ini ke dalam tiga bagian, yaitu;
1. Remaja awal : usia antara 12-15 tahun;2. Remaja pertengahan : usia antara 15-18 tahun;
3. Remaja akhir : usia antara 19-22 tahun.
Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence),
minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap
nilai-nilai estetika dan isu-isu moral. Seperti telah disebut
sebelumnya, masa ini dikenal juga dengan masa “Strom dan Stress”,frustasi
dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun
tentang cinta, dan perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan
sosial budaya orang dewasa (Lustin Pikunas, 1976).
B. Ciri-Ciri Masa Remaja
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang
membedakan dengan periode sebelumnya : Ciri-ciri remaja menurut Hurlock
(1992), antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan
yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu
yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
Disimpulkan adanya perubahan fisik
maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami
masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan
agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan
penuh tanggung jawab.
C. Perkembangan Remaja dan Aspek-Aspeknya
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik sudah di mulai pada
masa praremaja dan terjadi cepat pada masa remaja awal yang akan makin
sempurna pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir. Cole (dalam
monks, 2002:16) berpendapat bahwa perkembangan fisik merupakan dasar
dari perkembangan aspek lain yang mencakup perkembangan psikis dan
sosialis. Artinya jika perkembangan fisik berjalan secara baik dan
lancar, maka perkembangan psikis dan sosial juga akan lancar. Jika
perkembangan fisik terhambat sulit untuk mendapat tempat yang wajar
dalam kehidupan masyarakat dewasa.
2. Perkembangan Kognitif Remaja
Perkembangan kognitif remaja menurut
Piaget (dalam Elisabet,1999:117) menjelaskan bahwa selama tahap operasi
formal yang terjadi sekiyar usia 11-15 tahun. Seorang anak mengalami
perkembangan penalaran dan kemampuan berfikir untuk memecahkan persoalan
yang dihadapinya berdasarkan pengalaman langsung. Struktur kognitif
anak mencapai pematangan pada tahap ini. Potensi kualitas penalaran dan
berfikir (reasoning dan thinking) berkembang secara maksimum. Setelah
potensi perkembangan maksimum ini terjadi, seorang anak tidak lagi
mengalami perbaikan struktural dalam kualitas penalaran pada tahap
perkembangan selanjutnya.
Remaja yang sudah mencapai perkembangan
operasi formal secara maksimum mempunyai kelengkapan struktural kognitif
sebagai mana halnya orang dewasa. Namun, hal itu tidak berarti bahwa
pemikiran (thinking) remaja dengan penalaran formal (formal reasoning)
sama baiknya dengan pemikiran aktual orang dewasa karena hanya secara
potensial sudah tercapai.
3. Perkembangan Emosi
Emosi merupakan salah satu aspek
psikologis manusia dalam ranah efektif. Aspek psikologis ini sangat
berperan penting dalam kehidupan manusia pada umumnya, dan dalam
hubungannya dengan orang lain pada khususnya. Keseimbangan antar ketiga
ranah psikologis sangat di butuhkan sehingga manusia dapat berfungsi
dengan tepat sesuai dengan stimulus yang di hadapinya.
Manifestasi emosi yang sering muncul pada
remaja termasuk higtened emotionality atau meningkatkan emosi yaitu
kondisi emosinya berbeda dengan keadaan sebelumnya. Ekspresi
meningkatnya emosi ini dapat berupa sikap binggung, emosi meledak-ledak,
suka berkelahi, tidak ada nafsu makan, tidak punya gairah apapun, atau
mungkin sebaliknya melarikan diri membaca buku. Di samping kondisi emosi
yang meningkat, juga masih dijumpai beberapa emosi yang menonjol pada
remaja termasuk khawatir, cemas, jengkel, frustasi cemburu, iri, rasa
ingin tahu, dan afeksi, atau rasa kasih sayang dan perasaan bahagia.
D. Apa yang Dibutukan Remaja?
Sebagai pribadi yang sedang mencari jati
diri, remaja memerlukan beberapa hal yang dapat memperkuat jati dirinya.
Di antara kebutuhan remaja sebagai berikut;
1. Butuh rasa kekeluargaan2. Butuh penyesuaian diri
3. Butuh kebebasan
4. Butuh diterima secara sosial
5. Butuh pengendalian diri
6. Butuh agama dan nilai-nilai
0 komentar:
Posting Komentar