Frekuensi kasus penyakit ini relatif tinggi di negara maju dan
merupakan yang terbanyak diderita dari jenis kanker lainnya. Di
indonesia, jenis kanker ini menempati peringkat kedua kejadian terbanyak
setelah kanker serviks. Bagian payudara yang sering diserang adalah
payudara bagian kiri atas (dekat lengan).
Gejala-Gejala Kanker Payudara
Ada beberapa gejala kanker payudara yang dapat dilihat. Berikut adalah gejala-gejala yang dimaksud:
- Adanya benjolan pada payudara yang dapat diraba.
- Perubahan bentuk dan ukuran payudara.
- Adanya luka di sekitar puting susu dan sekitarnya yang sukar sembuh.
- Adanya cairan (darah atau nanah-berwarna kuning sampai kehijauan) yang keluar dari puting susu.
- Perubahan pada puting susu seperti gatal, terasa terbakar, dan tertarik ke dalam (retraksi).
- Adanya kerutan-kerutan (seperti jeruk purut) pada kulit payudara.
- Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.
Segera periksakan payudara Anda ke dokter bila timbul gejala-gejala
yang telah disebutkan, agar bisa segera ditangani dengan baik.
Pilihan Pengobatan Kanker Payudara
Pengobatan kanker payudara dapat dilakukan secara medis atau secara
alami. Pengobatan medis terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran,
kemoterapi dan obat penghambat hormon. Terapi penyinaran digunakan untuk
membunuh sel-sel kanker pada daerah yang terkena.
Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang
berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan
obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang
menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan
sel kanker di seluruh tubuh.
Tetapi hal tersebut dapat menimbulkan banyak efek samping negatif
pada tubuh. Misalnya, kemoterapi menimbulkan efek samping berupa rentan
terhadap serangan infeksi, mudah lelah, mual, rambut rontok, masalah
perdarahan seperti mimisan, dan banyak efek samping lainnya.
Pada terapi hormon terdapat beberapa golongan obat yang digunakan
sebagai obat kanker antara lain adalah golongan anti-estrogen yang salah
satu obatnya adalah Tamoksifen.
Efek samping yang ditimbulkan antara lain rasa panas dan kemerahan
pada wajah, gangguan saluran pencernaan, leukopenia &
trombositopenia ringan, perdarahan vagina, gatal-gatal pada vulva/pukas
(alat kelamin luar perempuan), dan ruam kulit.
Karena itu, Anda juga dapat mempertimbangkan pengobatan kanker
payudara secara alami. Salah satu obat kanker alami yang dapat Anda
yakini khasiatnya adalah Sarang Semut (Myrmecodia pendans) yang berasal dari belantara hutan Papua.
Kemampuan Sarang Semut
secara empiris sebagai obat kanker payudara tersebut diduga kuat
berkaitan dengan kandungan flavonoidnya. Ada beberapa mekanisme kerja
dari flavonoid dalam melawan tumor/kanker, diantaranya:
- Inaktivasi karsinogen
Menonaktifkan zat aktif yang menjadi penyebab kanker.
- Anti-proliferasi
Menghambat proses perbanyakan sel abnormal pada kanker.
- Penghambatan siklus sel
Pada kanker, terjadi
kegagalan pengendalian dalam siklus pembelahan sel. Dimana sel mengalami
pembelahan secara cepat dan terus menerus. Flavonoid bekerja dengan
menghambat siklus pembelahan sel yang abnormal (kanker) tersebut.
- Induksi apoptosis dan diferensiasi
Merangsang proses bunuh diri sel kanker.
- Inhibisi angiogenesis
Menghambat pembentukan
pembuluh darah baru pada sel kanker yang berperan dalam menyediakan
makanan/nutrisi bagi perkembangan sel kanker. Jika sel kanker tidak
mendapatkan nutrisi yang cukup, sel kanker akan mati.
- Pembalikan resistensi multi-obat
Flavonoid membantu tubuh terhindar dari resistensi/kebal terhadap obat-obat yang dikonsumsi.
Selain itu, Sarang Semut juga mengandung tokoferol. Tokoferol mirip vitamin E yang berefek antioksidan efektif. Menurut
Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, Guru Besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol dari Sarang Semut cukup tinggi.
Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan anti-kanker, zat ini
menangkal serangan radikal bebas dengan cara antidegeneratif. Senyawa
yang kaya vitamin E itu juga berfaedah sebagai anti-penuaan. "Bila kita
mengonsumsi banyak lemak dan radikal bebas, tokoferol akan
mengatasinya", ujar dokter ahli nutrisi,
Ahmad Sulaeman PhD.
Kabar baik tentang keampuhan Sarang Semut dalam membantu mengobati
kanker rupanya tidak hanya datang dari tempat asalnya, Papua, tapi juga
dari seluruh Indonesia, dan telah banyak dipublikasikan di berbagai
media cetak dan elektronik.
Berikut adalah kesaksian salah seorang ibu, Meyti Ngantun yang telah
memanfaatkan Sarang Semut untuk pengobatan kanker payudara dan telah
merasakan khasiatnya.
Saya memeriksakan diri ke dokter internis dan divonis mengidap kanker
payudara. Oleh karena berkembang dengan cepat maka dokter mengajurkan
supaya segera diangkat melalui operasi. Menurut dokter, itu satu-satunya
jalan untuk mengatasinya.
Suatu ketika suami saya mendapat informasi tentang Sarang Semut. Ia
meminta kepada saya untuk mencoba Sarang Semut dari Wamena. Katanya
herbal tersebut sangat ampuh mengobati berbagai penyakit, termasuk untuk
pengobatan kanker dan tumor. Saya pun mulai mencoba meminumnya. Karena
saya bertekad ingin sembuh maka saya rajin mengonsumsinya setiap sehari.
Tiga hari kemudian saya mulai merasa tidak begitu sakit lagi dan saya
bertekad terus mengonsumsinya. Seminggu kemudian rasa sakit sudah
sangat berkurang dan benjolannya sudah agak lembek.
Pada minggu ketiga di suatu pagi saya kaget dengan adanya cairan
berwarna kekuning-kuningan keluar di atas puting saya dan cairan
tersebut secara terus-menerus keluar dalam beberapa hari.
Saya masih terus mengonsumsi Sarang Semut agar bisa sembuh benar dan
temyata luka lubang yang mengeluarkan cairan tersebut tertutup sendiri
dan lukanya sembuh. Saya sangat lega dan bahagia karena saya sudah
merasa sembuh berkat Sarang Semut.
Kesembuhan ini terasa hingga kini. Sudah beberapa tahun ini tidak ada
masalah lagi hingga saya melahirkan anak kami yang kedua. Bahkan,
produksi ASI saya lancar-lancar saja dan normal sebagaimana biasa.
Karena setiap hari semakin banyak saja hasil positif yang dilaporkan oleh pengguna Sarang Semut
dalam mengobati berbagai penyakit seperti kanker, tumor, TBC dan
sebagainya, maka secara empiris Sarang Semut telah terbukti sebagai
tanaman obat berkhasiat dan dapat digunakan sebagai obat kanker dalam
pengobatan kanker payudara. Para pengguna sarang semut melaporkan bahwa
mereka sudah bisa merasakan hasilnya setelah 1-2 bulan penggunaan saja.
Pernyataan-pernyataan di atas selaras dengan respon positif dari para pengguna Sarang Semut. Hal ini terlihat dari pernyataan
Hendro Saputro yang telah memperkenalkan Sarang Semut sebagai tanaman obat sejak tahun 2001.
Ia mengungkapkan bahwa mereka yang mengonsumsi herbal ini banyak yang
mendapatkan kesembuhan yang benar-benar tuntas, seperti pada kanker
otak, kanker rahim, dan kanker prostat.
Dalam
Majalah Natural, Ia berkomentar seperti berikut,
"Rata-rata
yang meminum rebusan Sarang Semut dan mendapatkan hasil setelah
seminggu bahkan ada yang 3 hari sudah terlihat hasilnya".
Contoh nyata dari komentar tersebut telah dirasakan para pelanggan Mecodia Kapsul
(Produk ekstrak Sarang Semut) yang terkena kanker, rata-rata melaporkan
sudah mulai merasakan khasiat hanya setelah menggunakan selama 1-2
bulan saja!
Bahkan banyak pelanggan yang sudah menjalani pengobatan medis dengan
obat-obat kimia, juga memadukannya dengan Mecodia, dan merasakan proses
kesembuhan yang lebih cepat dari pada sebelumnya.
Hal ini cocok dengan komentar
Dr Dewata yang dimuat di
Majalah Trubus,
"Pasien yang memadukan antioksidan dan obat kimia dokter lebih cepat sembuh daripada hanya menggunakan obat kimia."
Hasil yang sama juga dirasakan penderita kanker yang sudah menggunakan herbal anti kanker lainnya seperti Noni Juice
dan Keladi Tikus, kemudian mengombinasikannya dengan Sarang Semut.
Rata-rata menyatakan bahwa proses kesembuhan yang dirasakan
berangsur-angsur lebih cepat terasa!
Berbagai penelitian dan hasil positif dari penggunaan Sarang Semut
sebagai obat kanker alami, tentu saja membuat herbal Sarang Semut ini
dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan terbaik sebagai alternatif
pengobatan kanker payudara, bukan hanya karena faktor ekonomis, tapi
dalam beberapa kasus kesembuhan juga dapat diperoleh tanpa harus melalui
proses pengobatan yang seringkali dirasa melelahkan dan menyakitkan,
pembedahan, kemoterapi, dan tanpa harus mengalami berbagai efek samping
negatif lainnya akibat pengobatan medis.